Sabtu, 29 Juni 2013

Keterkitan kemiskinan dan pengangguran

KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN



‘Pembangunan adalah sebagai upaya utama pemerintah untuk memajukan bangsa, namun bagaimana dengan upaya pengembangan sumber daya manusia?. Pertanyaan ini menjadi tanda tanya besar, berhubung masih banyaknya kemiskinan dan pengangguran. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya akses masyarakat terhadap sumberdaya ekonomi di daerah.
Banyaknya jumlah kemiskinan dan pengangguran disebabkan oleh ketidak seimbangan antara permintaan dan ketersediaan tenaga kerja. Karena banyaknya jumlah orang miskin dan pengangguran di Indonesia dibanding jumlah ktersediaan lapangan kerja yang ada. Sehingga terjadilah fenomena kemiskinan dan pengangguran di dalam negeri.
Ditambah lagi adanya dampak dari bencana alam yang melanda Indonesia, sehingga merepotkan pemerintah. Begitu pula masyarakat yang terkena bencana, kehilangan harta benda, bahkan pekerjaan. Hal ini juga menyebabkan terjadinya kemiskinan dan pengangguran di dalam negeri.
Karena banyaknya pengangguran di Indonesia, banyak masyarakat pengangguran yang menjadi pahlawan devisa (TKI). Hal ini menjadi bukti bahwa pemerintah pusat maupun daerah belum bisa memfasilitasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan di dalam negeri yang layak bagi masyarakat serta lemahnya iklim perekonomian yang baik.
Solusinya adalah pemerintah agar menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakat dan juga menyediakan lapangan pelatihan bagi masyarakat. Karena adanya keterkaitan antara pengangguran dan kemiskinan, maka apabila pengangguran di dalam negeri berkurang, sudah barang tentu kemiskinan akan berkurang pula.

Keefektifan BLSM untuk rakyat dengan kenaikan bbm

Keefektifan Program BLSM
MENURUT Darmayati Lubis, kalau sudah mendengar cerita mengenai bantuan, dia sebetulnya agak alergi. Sebab,BLT (Bantuan Langsung Tunai) tidak mencapai sasaran.

JurnalParlemen/Andri Nurdriansyah
Firmanzah dan Darmayanti Lubis.
Senayan - Efektivitas pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di daerah diragukan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Darmayanti Lubis.
"Saya kalau sudah mendengar cerita mengenai bantuan sebetulnya agak alergi, karena pengalaman BLT yang tidak mencapai sasaran," ujar Darmayanti dalam diskusi bertajuk 'Efektivitas BLSM di Daerah' di Ruang Wartawan DPD RI, Jumat (21/6).

Anggota DPD asal Provinsi Sumatera Utara itu mengungkapkan semakin ke pelosok daerah, bantuan tersebut semakin tak beres. Orang yang seharusnya dapat bantuan justru tidak mendapatkan haknya.

"Yang saya tekankan adalah siapa yang membuat datanya. Sebab waktu pelaksanaan program BLT itu terjadi kekacauan di mana masyarakat sudah tidak percaya dengan Ketua RT dan RW, sehingga timbul saling curiga," imbuh Darmayanti.

Kendati secara pribadi tidak sepakat dengan penerapan program BLSM yang sudah diputuskan bakal digulirkan, Darmayanti meminta agar sosialisasinya diperjelas, dan apakah datanya itu berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) atau Data Keluarga Sejahtera.


Sumber : http://www.jurnalparlemen.com/view/4305/anggota-dpd-meragukan-efektivitas-program-blsm.html